Suatu hari yang cerah, Omar dan Hana berada di rumah Atuk, tempat di mana keceriaan selalu menyertai setiap langkah mereka. Halaman rumah menjadi arena bermain yang sempurna, dipenuhi tawa dan kegembiraan. Atuk, dengan senyum lebar di wajahnya, menyaksikan kebahagiaan cucunya.
Namun, keadaan berubah ketika handphone Atuk bergetar dengan keras. Sebuah pesan masuk yang membawa berita mengenai suatu penyakit yang diklaim sangat berbahaya. Raut wajah Atuk berubah serius, dan dia segera mengajak Omar dan Hana untuk bergegas masuk ke dalam rumah.
Atuk memandu mereka ke dalam rumah dengan cepat, dan terlihat jelas kekhawatiran di matanya. Di dalam rumah, Opa, yang sedang duduk santai di ruang tamu, memperhatikan ketibaan mereka dengan heran.
“Ada apa, Atuk? Mengapa kalian terlihat begitu terburu-buru?” tanya Opa, mencoba mencari penjelasan atas kegelisahan mereka.
Atuk, dengan nafas terengah-engah, menjelaskan tentang pesan yang baru saja diterimanya mengenai penyakit yang sangat berbahaya. Dia menyampaikan informasi yang dia dapatkan dari pesan tersebut tanpa melakukan pengecekan lebih lanjut.
Opa yang bijaksana mendengarkan penjelasan Atuk, lalu mengangguk dengan penuh pemahaman. Namun, bukannya ikut panik, Opa dengan tenang mengajak Atuk untuk duduk bersama.
“Atuk, ingatlah bahwa penting bagi kita untuk melakukan tabayyun, yaitu mencari kebenaran dan kejelasan sebelum menyebarkan atau mengambil tindakan berdasarkan suatu informasi,” kata Opa dengan bijaksana.
Omar Hana menatap Opa dengan wajah bingung. “Tabayyun? Apa maksudnya, Opa?”
Opa menjelaskan bahwa tabayyun adalah langkah untuk mencari kebenaran, memastikan kejelasan informasi sebelum mengambil tindakan atau menyebarkan berita. “Kita harus mencari bukti dan kepastian sebelum kita terlalu terpengaruh atau memberikan informasi kepada orang lain,” tambah Opa.
Atuk, setelah mendengar penjelasan Opa, merasa tersadar akan pentingnya melakukan tabayyun. Dia menyadari bahwa tanpa bukti yang jelas, informasi yang dia terima bisa jadi tidak akurat dan memicu kepanikan yang tidak perlu.
Kemudian, bersama-sama, Atuk, Opa, Omar, dan Hana duduk untuk mencari sumber informasi yang lebih akurat. Mereka bersama-sama membaca berita, meneliti fakta, dan mencari kejelasan dari sumber-sumber terpercaya.
Setelah menemukan informasi yang benar dan akurat, mereka merasa lega dan senang karena telah melalui proses tabayyun dengan benar. Opa kembali menegaskan pentingnya kehati-hatian dalam menyikapi informasi yang diterima sebelum menyebarkannya.
Dengan pembelajaran yang berharga tentang tabayyun, keluarga ini melanjutkan hari mereka dengan kedamaian dan kebijaksanaan, menjadikan kejadian tersebut sebagai pengingat akan pentingnya kehati-hatian dalam menyikapi informasi.