Famousnya

Famousnya

Suatu hari di rumah keluarga Omar dan Hana, suasana hangat dan ceria memenuhi ruang keluarga. Omar dan Hana sedang asik bermain di lantai, menciptakan dunia kecil mereka dengan mainan dan imajinasi yang kaya. Mama duduk di sofa, terlihat sibuk dengan handphonenya, memeriksa pesan dan melihat-lihat berbagai informasi.

“Hana, Omar, lihat ini! Ada orang terkenal di handphone Mama,” ucap Hana penuh keingintahuan.

Omar, yang selalu penuh semangat, mendekati Mama untuk melihat apa yang tengah dilihatnya. “Wah, benar-benar terkenal ya, Mama!”

Mama tersenyum dan menatap layar handphonenya, “Iya, tapi tahu nggak, ada seseorang yang lebih terkenal dari pada mereka, bahkan di mata Allah.”

Omar dan Hana bertanya-tanya, “Siapa, Mama? Orang terkenal kayak apa?”

Mama pun tersenyum dan memutuskan untuk bercerita. “Namanya Uwais Al Khorni. Dia adalah laki-laki biasa di mata manusia, tapi sangat terkenal di mata Allah.”

Kemudian, Mama dan Papa menjelaskan kisah Uwais Al Khorni kepada Omar dan Hana. Mereka bercerita tentang pria yang hidup di masa Nabi Muhammad S.A.W. ini. Uwais, meski tidak terlihat terkenal di mata manusia, namun kebaikan dan ketulusannya membuatnya terkenal di hadapan Allah.

Uwais Al Khorni tumbuh sebagai anak yang penuh kasih sayang pada ibunya yang sakit-sakitan. Meski jarak memisahkan mereka, Uwais selalu berusaha memberikan perhatian dan kebahagiaan pada ibunya. Allah melihat kebaikan hati Uwais dan merespons dengan memberikan keistimewaan padanya.

Mama menjelaskan, “Uwais Al Khorni sangat terkenal di mata Allah karena kebaikan hatinya, keberanian dalam menghadapi cobaan, dan kasih sayangnya pada ibunya.”

Papa menambahkan, “Bahkan Nabi Muhammad S.A.W. sendiri memberikan doa untuknya, dan Uwais Al Khorni menjadi teladan bagi kita semua tentang bagaimana mendapatkan ketenaran yang benar di mata Allah.”

Omar dan Hana mendengarkan cerita tersebut dengan penuh kagum. Mereka belajar bahwa terkenal di mata Allah tidak selalu terlihat di dunia nyata, tetapi didasarkan pada kebaikan hati, ketulusan, dan ketekunan dalam berbuat baik kepada sesama.

Malam itu berlalu dengan kehangatan keluarga, dan Omar serta Hana tidur dengan memikirkan betapa pentingnya mendapatkan ketenaran yang sejati di mata Allah. Mereka berjanji untuk selalu berusaha menjadi baik dan berbuat baik, sebagaimana dicontohkan oleh Uwais Al Khorni, pria terkenal di mata Allah.

This site uses cookies to offer you a better browsing experience. By browsing this website, you agree to our use of cookies.