Suatu hari, di kelas Cikgu Laila memperkenalkan murid baru bernama Adam yang tidak memiliki kedua tangan. Omar, Hana, dan teman-temannya merasa terkejut dan penasaran tentang bagaimana Adam bisa menjalani aktivitas sehari-hari tanpa tangan.
Setelah mengenal Adam lebih dekat, Omar, Hana, dan teman-temannya terkesan dengan kemampuan Adam yang luar biasa. Adam bisa memainkan berbagai jenis alat musik dengan kaki, seperti gitar dan keyboard, sehingga membuat semua teman-temannya takjub. Adam juga sangat rajin dan bersemangat dalam belajar, meskipun menghadapi berbagai kesulitan dalam menulis dan mengerjakan tugas.
Namun, tidak semua teman-teman sekelas menerima keberadaan Adam dengan baik. Beberapa teman cenderung mengejek dan menertawakan Amin karena kondisinya yang berbeda. Omar dan Hana merasa sedih dan mencoba membela Adam. Mereka mengajak Adam bergabung dalam permainan bola dan memberi dukungan saat Amin memainkan alat musiknya di hadapan teman-teman sekelas.
Melalui pengalaman ini, Omar, Hana, dan teman-temannya belajar untuk menerima perbedaan dan menghargai keistimewaan setiap individu. Mereka menyadari bahwa walaupun Adam berbeda dari mereka, ia memiliki kemampuan dan keunikan yang luar biasa, yang patut untuk dihormati dan dijadikan contoh inspirasi bagi mereka.