Hari itu, sinar matahari menyinari rumah Omar dan Hana dengan hangat. Mereka, bersama teman-teman mereka, Faris dan Nuru, sedang bersemangat membantu Papa membangun sebuah tenda bermain di halaman rumah. Tenda tersebut menjadi rencana untuk membuat hari mereka lebih menyenangkan.
Namun, seperti halnya dalam petualangan kecil, tidak semuanya berjalan sesuai rencana. Saat mereka hampir menyelesaikan tenda, terjadi hal yang tak terduga. Salah satu tiang tenda tiba-tiba hilang dari pandangan mereka, dan dengan cepat, tenda yang mereka bangun roboh.
“Wah, apa yang terjadi?” ucap Hana sambil menunjuk tenda yang roboh.
Omar dan teman-temannya tampak kebingungan melihat kejadian tersebut. Papa yang melihat semua itu, mendekati mereka dengan senyuman ramah.
“Tenang, anak-anak. Tidak apa-apa,” kata Papa, mencoba menenangkan mereka.
Namun, rasa penasaran tak bisa dihindari. Omar langsung bertanya, “Kenapa tendanya bisa roboh, Papa?”
Papa menjelaskan bahwa salah satu tiang tenda hilang, sehingga tidak cukup untuk menopang tenda dengan kokoh. “Tenda ini butuh lima tiang agar bisa berdiri dengan stabil, sama seperti rukun Islam,” tambah Papa sambil tersenyum.
Rasa penasaran anak-anak semakin memuncak. Mereka duduk mengelilingi Papa yang siap menjelaskan.
Papa mulai menceritakan tentang rukun Islam. “Seperti yang sudah Papa katakan, tenda ini butuh lima tiang agar kokoh. Begitu juga dengan Islam, ada lima rukun yang membentuk dasar keimanan dan ibadah kita.”
Dia melanjutkan menjelaskan setiap rukun Islam:
- Syahadat (Pernyataan Iman): “Ini adalah tiang pertama tenda. Kita perlu menyatakan dengan tegas bahwa kita hanya menyembah Allah dan Nabi-Nya.”
- Shalat (Menyembah Allah): “Tiang kedua adalah shalat. Seperti tenda yang membutuhkan beberapa tiang untuk berdiri, kita perlu melakukan shalat lima kali sehari agar keimanan kita tetap kokoh.”
- Puasa Ramadan (Menahan Diri): “Tiang keempat adalah puasa Ramadan. Dengan menahan diri dari makan dan minum, kita belajar untuk mengendalikan nafsu dan memahami penderitaan orang-orang yang kelaparan.”
- Zakat (Menolong Sesama): “Tiang ketiga adalah zakat, yang mengajarkan kita untuk membantu sesama. Seperti tiang yang memberikan dukungan, zakat membantu menyokong kehidupan orang-orang yang membutuhkan.”
- Haji (Mengunjungi Ka’bah): “Tiang terakhir adalah haji, yang mengajarkan kita tentang kesetaraan di hadapan Allah. Setiap Muslim, jika mampu, diwajibkan untuk menjalani haji sekali seumur hidup.”
Setelah mendengarkan penjelasan dari Papa, Omar, Hana, Faris, dan Nuru semakin memahami pentingnya lima rukun Islam. Mereka kemudian bergotong-royong memasang kembali tenda, kali ini dengan kelima tiang yang utuh.
“Semoga tenda ini selalu kokoh, seperti iman kita dengan lima rukun Islam,” ucap Papa sambil tersenyum.
Anak-anak pun merasa senang dan bangga, tidak hanya karena berhasil membangun tenda, tetapi juga karena telah memahami makna dalam lima rukun Islam yang mendukung kehidupan dan keyakinan mereka. Hari itu berakhir dengan kebahagiaan dan rasa syukur yang mendalam.