Suatu hari, Omar Hana sedang menginap di rumah Atok dan sedang asik menonton TV. Sementara itu, Papa membantu Atok mengangkut barang-barang yang sudah tidak terpakai untuk dibuang ke tempat pembuangan barang elektronik. Tiba-tiba TV Atok rusak dan Omar Hana pun menangis karena tidak bisa menonton acara favoritnya.
Atok lalu pergi mengambil peralatan untuk memperbaiki TV Atok yang sudah tua, sementara Papa berinisiatif untuk menaikkan TV ke dalam mobil untuk dibuang ke tempat pembuangan barang elektronik. Namun, setelah mengetahui bahwa TV Atok akan dibuang, Atok menjadi marah karena TV itu adalah kesayangannya dan dia membelinya dengan menabung susah payah.
Omar Hana pun meminta maaf atas kejadian tersebut, namun Atok merasa sedih karena tidak bisa memperbaiki TV tersebut. Atok menyadari bahwa TV itu sudah tua dan tidak bisa diperbaiki lagi. Akhirnya, Atok mengikhlaskan TV tersebut untuk dibuang ke tempat pembuangan barang elektronik.
Sesampainya di tempat pembuangan barang elektronik, Omar Hana mendapatkan penjelasan dari petugas mengapa barang elektronik yang sudah rusak harus dibuang di tempat pembuangan khusus bernama e-waste. Omar Hana pun mengerti pentingnya mendaur ulang barang elektronik yang sudah rusak agar tidak merusak lingkungan dan dapat mengurangi dampak buruk pada kesehatan manusia.
Dari pengalaman tersebut, Omar Hana belajar untuk lebih menghargai barang-barang yang dimiliki dan tidak sembarangan membuang barang elektronik yang sudah tidak terpakai. Mereka juga belajar tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan cara mendaur ulang barang elektronik yang sudah rusak.